Namun sayangnya liburan kali tidak didukung dengan kegiatan keluar kota. Well, ada sih teman yang ngajakin tahun baruan ke Sumatera Barat keliling Bukittinggi, Padang dan Pantai Carocok, cuman yang emang dasarnya anak pingitan kok ya susah banget buat dapat izin mau kemana-mana. Maka dengan berat hati undangan buat ikut jalan-jalan itu ditolak dulu. Jadilah liburan kali ini akan saya habiskan dengan blogging (makanya belakangan ini rajin posting dan blogwalking), keluar masuk bioskop buat movie marathon atau sekedar ngopi-ngopi cantik di kafe atau kedai kopi. Lame, i know. Tapi daripada bengong di rumah saja kan.
Hari pertama liburan, which was hari Rabu kemaren, awalnya pengen dihabiskan buat tidur-tiduran saja di rumah recharge energi yang sudah terkuras selama Holigram dua hari sebelumnya. Namun belum juga lewat tengah hari, saya sudah sakau pengen keluar. Bosan. Browsing-browsing jadwal film di 21 dan Holiday88 (dua bioskop teranyar yang ada di Pekanbaru), saya putuskan untuk menonton PK di Holiday88 saja karena selain waktunya yang paling memungkinkan, sepulangnya dari bioskop saya berniat buat mampir sebentar ke Erber Coffee buat minum teh leci. Yah, mampir ke kedai kopi buat minum teh leci somehow terdengar silly.
Film mulai pukul 4.30, saya berangkat dari dari rumah pukul 4. Lima menit sebelum film mulai, saya tiba di Holiday 88 dan langsung ngacir buat beli tiket. "PK pukul 4.30 satu tiket pls." Kata saya ke mbak-mbak yang lagi in charge. Saya lihat layar komputer yang menayangkan pilihan tempat duduk yang masih banyak sekali yang kosong. Walaupun saya sendiri, namun saya diberikan kebebasan untuk memilih tempat duduk. Tumben, biasanya rombongan yang berjumlah ganjil gak boleh duduk di row tengah. Tapi alhamdulillah bisa milih tempat di row favorite saya yang kebetulan masih kosong. Studio yang menayangkan PK memang terlihat masih sangat sepi, hanya ada sekitar 6 seats yang terisi selain seat saya. Well, nevermind. Let's just enjoy the movie.
Berdurasi 150 menit alias dua setengah jam, saya selesai menonton PK pukul 7.00. Review film silahkan baca di sini ya. Tanpa banyak pikir saya langsung keluar bioskop dan berjalan ke arah parkiran. Haus, mau langsung ke Erber buat minum teh leci.
Sesampainya di sana, Erber tidak begitu ramai. Ada dua rombongan customer yang sedang asik ngobrol sesama mereka. Karena bar kosong, saya memilih buat duduk di bar saja supaya bisa ngobrol sama Romi dan Richa, pemilik sekaligus barista di situ. Out of nowhere si Romi ngomong. "Moy, mau nyobain ini gak?" *sambil menyisip espresso nya yang sudah tinggal sedikit. "No, thank you. Mau minum air putih aja." Kilah saya sambil berdiri dan mengambil infused water yang selalu tersedia for free. "Ayolah, gratis kok. Aku bikinin nih!" Sambung Romi lagi. Saya memilih untuk pura-pura tidak dengar dan terlihat seolah sangat menikmati infused water nya yang hari itu ternyata beraroma timun dan sunkis. Yuck! Timun.
Romi masih belum menyerah. "Ayolah, rasanya gak seburuk itu kok. Yang mau aku bikinkan itu ristretto, beda dengan espresso." Ujarnya lagi. "Bedanya gimana?" Tanya saya gak yakin. Dan Romi pun dengan antusiasnya menjelaskan. "Jadi kopi itu kalo diekstraksi hasilnya ada 3 layer. Layer pertama itu acid nya. Layer kedua itu manis nya. Dan layer ketiga itu pahitnya. Itu yang namanya espresso. Tapi kalo ristretto, yang diambil itu cuma layer pertama dan kedua. Tenggakan pertama rasanya mungkin akan sedikit asam, tapi tenggakan berikutnya udah enak aja tuh. Cocok buat pemula" Ujarnya meyakinkan. Tetapi karena saya masih belum menunjukkan tanda-tanda tertarik untuk mencoba, Romi pun mengeluarkan jurus andalannya. "Aku bikinin nih ya. Kalo abis, aku bikinin hot chocolate. All for free!"
Tak lama kemudian, secangkir benda hitam ini pun terhidang di depan saya.
A cup of ristretto/short espresso |
Keberatan membayangkan rasa pahit yang akan menguar di dalam mulut, saya masih mengulur-ulur waktu untuk meminum benda itu. "Kenapa sih si Romi? Mencurigakan betul, sampe traktir-traktir hot chocolate segala demi-demi aku minum ini?" Saya bertanya pada Richa, pacar nya Romi yang dari tadi duduk di samping saya. "Gemes aku liat orang gak berani minum espresso." Sambar si Romi sambil mengecek suhu ristretto yang sudah dihidangkannya di depan saya. "Nih udah enak buat diminum. Jangan tunggu dingin, rasanya malah berubah jadi asin." Saya meneguk ludah. Yah sudah dibikinkan, mau gak mau musti diminum.
Bismillahhirohmanirrohim. Dengan menahan nafas akhirnya saya cicipi juga kopi hitam itu. Dan intead of rasa pahit yang saya bayangkan, mulut saya justru dipenuhi rasa asam. Richa dan Romi cengengesan sambil ngeliatin. "Gimana? Gak buruk kan rasanya?" Tanya Richa sambil cengengesan. Saya jawab sambil mengernyitkan alis. "Asyeeem..." Mereka berdua tertawa terbahak-bahak. "Minum lagi. Pasti udah gak asem." "Ntar kalo kamu udah sering minum, kamu bisa bedain itu asem buah atau apa. Rasanya beda-beda lho." Timpal mereka bergantian.
Le reward |
Singkat cerita, saya berhasil menghabiskan the so called ristretto itu dan mendapatkan secangkir hot chocolate yang enak banget sebagai reward. Yiiihhaaaa~
Sambil menikmati hot chocolate cuma-cuma kita ngobrol ngalor-ngidul sampe semua customer pulang dan coffeeshop tutup. Ngobrolin menu favorite customer di coffeeshop mereka, ngobrolin kafe baru yang enak dan layak untuk dikunjungi, ngobrolin PK, film yang baru saja saya tonton waktu itu. "Udah lama deh gak nonton. Kita nonton yuk." Kedip Richa pada Romi berharap diajakin nonton. "Udah jam segini masih ada nih film yang belum mulai?"Romi sangsi. "Aku cek di website nya ya. Kalian buruan deh nutup kedainya." Sayang sekali film PK yang terakhir tayang hari itu sudah mulai beberapa menit yang lalu. Satu-satunya film yang tersisa hanya Night at the Museum 3 the Secret of the Tomb. Kadung pengen nonton akhirnya mereka memutuskan buat nonton Night at the Museum saja dan memaksa saya buat ikut nonton juga. "Motornya taro di Erber aja. Kita pergi naik mobil Romi. Ntar nginep di rumahku, besok pagi kita ke sini lagi." Richa kegirangan karena akhirnya setelah sekian lama gak nonton bioskop, malam ini bisa nonton lagi. Gak perlu effort besar sih buat membujuk saya ikut karena saya memang pengen juga nonton Night at the Museum 3. Tadinya pengen lanjut nonton keesokan harinya saja, tapi mumpung diajakin ini ya cuss aja lagi. Selesai beberes kami langsung berangkat ke Holiday88 buat ngejar Night at the Museum 3. Nanti kalo pengen saya tulis ya review nya hehe.